- you can press anywhere on the blank space to close -
Minggu, 30 September 2018
Satu hari di ibu kota😅 (Thankyou adek)
Dalam rangka menuju Kawasan senayan, seperti biasa saya memilih untuk berjalan kaki selepas turun dari kereta di stasiun Palmerah. Sejauh tidak sedang terburu2, Saya memang lebih menyukai menikmati trotoar untuk menuju kawasan senayan, daripada menggunakan transportasi online ataupun bis yang biasa mangkal di depan stasiun. Selain karena jaraknya juga tidak begitu jauh, rutenya pun tidak terlalu rumit, hanya tinggal berjalan menyusuri trotoar kementrian kehutanan, DPR, bakso lapangan tembak (area favorite😅), kawasan GBK sudah nampak di depan mata, selanjutnya melintasi satu persatu pintu GBK sampai tiba di tempat yang ingin saya tuju, anggaplah tengah memutari kebun raya bogor yang biasa saya lakukan saat car free day😅
Hanya ada satu permasalahan di setiap saya menyusuri rute tersebut, yakni pada saat akan menyebrang menuju area GBK. Volume kendaraan yang cukup padat seakan tidak ada berhentinya, membuat saya selalu ciut untuk menyebrang, yang kebetulan tidak terdapat jembatan penyebrangan di area tersebut, selain zebra cross atau ruas penyempitan jalan di depan hotel mulia. Itulah area teraman untuk menyebrang menuju trotoar kawasan GBK. Padahal biasanya saya termasuk orang yang punya kepede-an tinggi saat menyebrang. namun entah kenapa di kawasan tersebut rasanya selalu ciut dan merasa harus menunggu seseorang untuk numpang menyeberang😅
Berhubung kali ini tujuan saya adalah JCC, saya mengambil rute melalui kawasan TVRI, artinya dari tempat biasa saya menyeberang dekat hotel mulia, saya memilih untuk berjalan lagi ke arah kiri. Pertimbangan saya, barangkali dg menyeberang di zebra cross halte TVRI, kendaraan yang melintas tidak begitu deras. Namun ternyata perhitungan saya keliru, justru saya semakin ciut dan berdiri cukup lama di area zebra cross. Lebar jalan yang terlalu luas membuat Saya ragu setiap akan melangkah menyeberang, rasanya kendaraan yang melintas lebih banyak, lebih kencang dan tidak ada surutnya 😅😅.
Mungkin saking lamanya saya berdiri, perilaku saya menarik rasa iba sekumpulan Anak2 abege berseragam sma yang tengah berjalan di trotoar. Samar2 dari arah belakang, saya mendengar mereka mengucapkan kata "bantu yuk, bantu", tidak ngeh juga ucapan itu ditujukan pada siapa, yang pasti, sesaat kemudian 5-7 anak remaja tersebut menuju tempat saya berdiri dan menyebrang, sehingga membuat saya memanfaatkan moment tersebut untuk menumpang menyeberang bersama mereka, tak lupa sambil berlalu saya mengucapkan terima kasih karena berkat mereka saya bisa menyeberang😅.
Yang membuat saya takjub adalah, ternyata benar bahwa mereka menyeberang hanya untuk mengantarkan saya. Dan sebagai basa basi, mereka berfoto selfie sejenak di depan kawasan GBK, untuk kemudian saya lihat mereka kembali menyeberang ke arah halte tvri tempat saya semula berdiri, dan ntah kemudian mereka menuju kemana, mengingat saya sudah masuk ke pintu GBK yang menuju JCC. Saya pikir itu adalah sweet moment sepanjang saya menjadi pengguna jalanan jakarta *membayangkan mereka membuat saya selalu ingin tersenyum, tidak terasa bahwa saya sudah mendekati manula* 😅😅